×
Semua Berita Analisis Harga Bitcoin Altcoin Regulasi Riset Events Report Login

Viral! Foto Diduga Cak Imin Gunakan Worldcoin, Serahkan Data Biometrik Demi Rp800.000?

 3 mins

By Tim CoinKami


Viral! Foto Diduga Cak Imin Gunakan Worldcoin, Serahkan Data Biometrik Demi Rp800.000?

Media Sosial Gempar! Foto Diduga Cak Imin dengan Worldcoin Beredar

Baru-baru ini, dunia maya dihebohkan dengan beredarnya foto seseorang yang diduga Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menggunakan perangkat Worldcoin untuk memindai iris mata. Dalam foto tersebut, tampak seseorang yang memiliki kemiripan dengan Cak Imin sedang berdiri di depan Orb, perangkat pemindai biometrik milik Worldcoin. Isu ini langsung memicu berbagai spekulasi, terutama terkait dugaan bahwa data biometrik diberikan hanya demi imbalan Rp800.000 dalam bentuk token WLD.

Spekulasi ini memicu perdebatan di media sosial. Banyak yang mempertanyakan keamanan data pribadi, sementara yang lain justru menyoroti apakah benar politisi sekelas Cak Imin mau ikut serta dalam proyek yang kontroversial ini. Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari pihak Cak Imin terkait keaslian foto tersebut.


Apa Itu Worldcoin dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Sebelum membahas lebih jauh soal keterlibatan Cak Imin, mari kita pahami lebih dulu apa itu Worldcoin.

Worldcoin adalah proyek identitas digital berbasis blockchain yang didirikan oleh Sam Altman, CEO OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan identitas digital unik (World ID) melalui pemindaian iris mata. Konsepnya sederhana:

  1. Pengguna melakukan pemindaian iris mata menggunakan perangkat berbentuk bola bernama "Orb".
  2. Setelah identitas digital terverifikasi, pengguna menerima token Worldcoin (WLD) sebagai insentif.
  3. World ID ini bertujuan untuk membedakan manusia asli dari bot AI di masa depan.

Di beberapa negara, partisipan Worldcoin menerima token WLD senilai sekitar Rp800.000 sebagai kompensasi setelah pendaftaran.

Namun, meskipun terdengar futuristik dan inovatif, proyek ini menuai banyak kontroversi. Keamanan data pribadi dan kemungkinan penyalahgunaan data biometrik menjadi sorotan utama.


Mengapa Worldcoin Jadi Kontroversial?

Sejak diluncurkan, Worldcoin telah menjadi topik perdebatan global. Beberapa alasan utama mengapa proyek ini dikritik adalah:

1. Pengumpulan Data Biometrik yang Sensitif

Worldcoin mengandalkan pemindaian iris mata, yang dianggap sebagai salah satu data biometrik paling unik dan tidak dapat diubah. Banyak pakar teknologi dan keamanan siber mengkhawatirkan bahwa jika data ini bocor atau disalahgunakan, konsekuensinya bisa sangat serius.

2. Keamanan dan Penyimpanan Data yang Tidak Jelas

Worldcoin mengklaim bahwa data biometrik yang dipindai tidak disimpan dalam bentuk asli, melainkan dikonversi menjadi kode unik (hash). Namun, banyak yang masih meragukan apakah sistem ini benar-benar bebas dari risiko pencurian data.

3. Banyak Negara yang Sudah Melarang Worldcoin

Sejumlah negara telah mengambil tindakan tegas terhadap Worldcoin, antara lain:

  • Spanyol dan Portugal telah melarang sementara operasi Worldcoin.
  • Argentina dan Inggris sedang melakukan investigasi mendalam terkait kebijakan privasi Worldcoin.
  • Jerman dan Prancis juga mempertanyakan implikasi hukum pengumpulan data biometrik ini.

Melihat kontroversi ini, banyak pihak yang skeptis dan berhati-hati terhadap proyek ini. Apakah Indonesia juga akan mengambil langkah serupa?


Bagaimana Tanggapan Publik terhadap Dugaan Keterlibatan Cak Imin?

Setelah foto seseorang yang mirip Cak Imin beredar luas, reaksi netizen pun terpecah menjadi beberapa kelompok:

  1. Kelompok yang skeptis
    Mereka meragukan keaslian foto tersebut dan menganggapnya sebagai hoaks atau manipulasi digital.

  2. Kelompok yang mengecam
    Mereka mempertanyakan mengapa seorang tokoh politik bisa ikut serta dalam proyek yang kontroversial ini.

  3. Kelompok yang tidak peduli
    Mereka menganggap isu ini hanya sekadar sensasi media dan tidak memiliki dampak besar.

Sejauh ini, belum ada bukti konkret yang membuktikan bahwa benar-benar Cak Imin yang ada dalam foto tersebut. Meskipun demikian, perbincangan mengenai keamanan data pribadi terus berlanjut di berbagai forum diskusi.


Apakah Data Biometrik Benar-Benar Layak Ditukar dengan Rp800.000?

Pertanyaan utama yang muncul adalah: Apakah sepadan menyerahkan data biometrik hanya demi imbalan Rp800.000?

Berikut adalah beberapa pertimbangan sebelum mengikuti program seperti Worldcoin:

  • Data biometrik tidak bisa diubah → Berbeda dengan kata sandi yang bisa diganti jika bocor, iris mata Anda tidak dapat diubah.
  • Risiko penyalahgunaan data → Jika data Anda jatuh ke tangan yang salah, bisa digunakan untuk tujuan yang tidak diinginkan.
  • Kurangnya regulasi di Indonesia → Belum ada hukum yang jelas tentang bagaimana perusahaan seperti Worldcoin diizinkan beroperasi di Indonesia.

Dengan semua risiko ini, banyak pakar keamanan menyarankan agar berpikir dua kali sebelum menyerahkan data biometrik ke pihak ketiga.


Bagaimana Indonesia Harus Menyikapi Worldcoin?

Melihat berbagai reaksi global, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh pemerintah Indonesia dan masyarakat dalam menyikapi Worldcoin:

  1. Regulasi yang lebih ketat terhadap pengumpulan data biometrik → Pemerintah harus memastikan ada perlindungan hukum bagi warga negara agar data mereka tidak disalahgunakan.
  2. Edukasi tentang keamanan digital → Masyarakat perlu memahami risiko menyerahkan data biometrik mereka kepada pihak ketiga.
  3. Verifikasi informasi sebelum percaya → Jangan langsung percaya dengan kabar viral sebelum ada konfirmasi resmi dari pihak terkait.

Kesimpulan: Benarkah Cak Imin Terlibat?

Hingga saat ini, tidak ada bukti kuat yang membuktikan bahwa Cak Imin benar-benar mengikuti program Worldcoin. Foto yang beredar masih perlu diverifikasi keasliannya, dan masyarakat diimbau untuk tidak langsung percaya tanpa sumber yang jelas.

Terlepas dari kebenaran foto tersebut, isu keamanan data biometrik tetap menjadi perhatian utama. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang mengumpulkan data biometrik, masyarakat perlu lebih berhati-hati sebelum memberikan informasi pribadi mereka.

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada CoinKami hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

Coinkami Update

Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.